Rabu, 14 April 2021

RESUME "SALEYYAKA SUTTA"

Sumber    Majjhima Nikaya, Mullapannasapali, Culayamaka Vagga, Saleyyaka Sutta (41).

Nikkhepa   : Pucchavasika (Adanya pertanyaan)

Niddana       : Dibabarkan oleh Buddha kepada para perumah tangga brahmana di Sala. 

Inti sutta     : 

  • 3 jenis perilaku tubuh yang tidak sesuai dan yang sesuai dengan dhamma
  • 4 jenis perilaku ucapan yang tidak sesuai dan yang sesuai dengan dhamma
  • 3 jenis perilaku mental yang tidak sesuai dan yang sesuai dengan dhamma

Penjelasan    :
(on process)

Kamis, 03 Januari 2019

Contoh Laporan Observasi di Sekolah

LAPORAN
OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN
SMK DHARMA WIDYA


Description: logo sriwijaya.png


OLEH:
DWI WAHYUNINGSIH
NIM 0250113010524
JURUSAN DHARMACARYA

SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA
TANGERANG BANTEN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.       Latar Belakang
Setiap calon guru tentunya harus memiliki bekal untuk mengajar di sekolah. Guru yang baik mampu memahami karakteristik peserta didik yang beragam serta memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi. Sebagai calon guru agama Buddha, aspek afektif menjadi aspek yang paling penting. Hal tersebut karena bukan hanya materi, melainkan perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik menjadi faktor utama.
Guru Pendidikan Agama Buddha (PAB) yang kompeten dapat dilihat melalui cara mengelola kelas, perilaku yang beretika, mampu bersosialisasi dan menguasai ilmu pendidikan agama Buddha. Oleh karena itu, untuk mengetahui cara menjadi guru PAB yang kompeten di bidangnya maka dilakukan observasi langsung. Observasi langsung merupakan kegiatan yang dapat memberi pengalaman lapangan tentang bagaimana cara guru PAB mengajar di kelas. Saya selaku mahasiswa jurusan Dharmacarya prodi PAB di STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten melakukan observasi di SMK Dharma Widya guna memenuhi tugas Etika Profesi Guru  dalam bentuk laporan observasi. Laporan hasil observasi ini diharapkan dapat  menambah wawasan mengenai cara mengajar dan menjadi guru yang baik.
2.      Rumusan Masalah
a.  Bagaimana proses pembelajaran PAB di SMK Dharma Widya?
b. Apakah metode pembelajaran yang paling efektif untuk diterapkan dalam mengajar PAB di SMK Dharma Widya?
c.  Bagaimana cara mengelola kelas serta menjadi guru PAB yang baik?
3.      Tujuan
Tujuan dilakukan observasi, yaitu:
a. Mengetahui proses pembelajaran PAB di SMK Dharma Widya
b. Mengetahui metode pembelajaran yang paling efektif untuk diterapkan dalam mengajar PAB di SMK Dharma Widya
c. Mengetahui cara mengelola kelas serta menjadi guru PAB yang baik
4.      Manfaat
Setelah melakukan observasi di SMK Dharma Widya diharapkan dapat memahami bagaimana cara guru mengajar yang benar dan dapat diaplikasikan ketika menjadi guru di masa mendatang.
5.      Metode
Metode yang dilakukan dalam penyusunan observasi ini adalah observasi langsung dan wawancara.
BAB II
HASIL OBSERVASI
A.    Gambaran Objek
1.      Identitas Guru (Narasumber)
Nama                                       : Tri Widi Pantoro
Tempat, Tanggal Lahir            : Temanggung, 12 Mei 1982
Alamat                                                : Bumi Puspitek Asri Sektor I Blok I No. 10
Guru Bidang Studi                 : Pendidikan Agama Buddha
Masa Kerja                              : 7 tahun
2.      Pelaksanaan Observasi
Tempat                                    : Dhammasala Yayasan Widya Dharma
Jumlah peserta didik               : 34 orang
Tanggal                                   : Rabu, 18 November 2015
Waktu                                     : 13:00 WIB-15:00 WIB
B.      Kegiatan Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran di SMK Dharma Widya metode pembelajaran yang digunakan adalah saintifik. Peserta didik mengamati, menanyakan, mengumpulkan data, menghubungkan serta menyimpulkan materi pembelajaran. Guru menggunakan materi tersebut agar siswa aktif dan dapat mengaplikasikan pokok bahasan yang diajarkan. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru, yaitu:


1.      Kegiatan Awal (15 Menit)
a.        Membuka Pelajaran
Guru memasuki ruangan belajar membuka pertemuan dengan membaca Pubbabhaganamakara dan memberikan salam lalu siswa menjawab salam dari guru. Guru melakukan presensi dengan menanyakan siapa saja yang tidak hadir. Selanjutnya, membaca doa Namakara Phata dan dilanjutkan dengan meditasi dengan objek pernapasan sebelum memulai pembelajaran.
b.      Mempersiapkan Perlengkapan Belajar Mengajar
Guru bersama peserta didik mempersiapkan buku-buku pelajaran serta perlengkapan belajar lainnya. Siswa yang tidak membawa buku di beri sanksi dengan melakukan namakara di depan altar.
c.       Mengkondisikan Peserta Didik
Guru mengkondisikan peserta didik agar siap mengikuti pembelajaran. Guru memberikan perhatian terhadap siswa yang mengantuk. Guru bertanya kepada siswa tersebut agar rasa kantuknya hilang sehingga siap untuk belajar.
d.      Apersepsi
Setelah peserta didik siap mengikuti pembelajaran, guru mulai memberi penguatan untuk mengingat materi sebelumnya. Guru memberi beberapa pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa.
2.       Kegiatan Inti (60 Menit)
Peserta didik melakukan praktik meditasi duduk dengan langkah-langkah yang diajarkan oleh guru. Selanjutnya peserta didik laki-laki pindah ke bagian belakang dan melakukan meditasi berbaring dengan bimbingan guru. Kemudian membahas materi pelajaran mengenai Ariya Puggala. Guru memerintahkan peserta didik untuk membaca buku pelajaran mengenai materi yang dibahas. Setelah itu, buku ditutup dan guru bertanya seputar materi untuk mengetahui seberapa dalam peserta didik dapat memahami materi. Terjadi proses tanya jawab antara guru dengan peserta didik.
Selanjutnya, guru membagi peserta didik atas empat kelompok Ariya Puggala, yaitu Sotapanna, Sakadagami, Anagami, dan Arahat. Guru memberikan permainan untuk melatih konsentrasi para peserta didik. Bagi kelompok yang kurang konsentrasi akan dikenai sanksi. Sanksi yang diberikan ialah bernyanyi disertai gerakan badan.
Di akhir pembelajaran guru memberikan pertanyaan mengenai materi yang telah dibahas. Hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik. Guru berkeliling untuk memeriksa catatan siswa mengenai materi yang baru saja diajarkan.
3.      Menutup Pembelajaran
Guru mengingatkan garis besar materi yang disampaikan. Kemudian menutup pembelajaran dengan membaca Namakara Patha bersama dan mengucapkan salam.
C.    Deskripsi Proses Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, proses pembelajaran berlangsung efektif dan kondusif. Guru mampu mengelola kelas dengan baik dan menciptakan suasana kelas yang aktif. Guru memberi perhatian kepada peserta didik yang mengantuk ataupun merasa bosan belajar. Guru memotivasi dengan cara memberikan humor ringan untuk mencairkan suasana kelas. Kemudian menyisipkan permainan kedalam proses pembelajaran yang melatih psikomotor anak. Dalam proses pembelajaran ini mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa proses pembelajaran kelas XII Akuntansi I di SMK Dharma Widya berlangsung secara efektif. Guru selalu menerapkan metode yang sesuai dengan kondisi peserta didik sehingga mereka tidak merasa bosan. Penerapan metode yang tepat dapat membantu guru mencapai indikator.
2.      Implikasi
Dengan adanya observasi ini nantinya akan menjadi gambaran bagaimana cara mengajar guru Pendidikan agama Buddha yang baik.

Lampiran 1. Pedoman Observasi
PEDOMAN OBSERVASI
Dalam observasi yang dilakukan adalah mengamati proses pembelajaran Pendidikan Agama Buddha di SMK Dharma Widya, meliputi:
A.    Tujuan
Untuk memperoleh informasi cara mengajar guru di kelas.
B.     Aspek yang diamati
1.      Ruang Kelas
2.      Sarana dan Prasarana Belajar
3.      Keadaan Lingkungan Sekolah
4.      Proses Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
Lampiran 2. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
A.    Tujuan
Untuk mengetahui cara mengajar Guru Pendidikan Agama Buddha di kelas.
B.     Pertanyaan Panduan
Beberapa pertanyaan yang diajukan observer kepada guru Pendidikan Agama Buddha, sebagai berikut:
1.      Bagaimana jenis metode pembelajaran yang Bapak gunakan dalam mengajar Pendidikan Agama Buddha agar efektif?
2.      Bagaimana media pembelajaran yang digunakan dalam  proses pembelajaran Pendidikan Agama Buddha?
3.      Bagaimana cara mengatasi peserta didik yang ribut ketika pembelajaran sedang berlangsung?
4.      Apa saja kegiatan yang dilakukan untuk menunjang Pendidikan Agama Buddha?
5.      Menurut Bapak, bagaimana tips untuk menjadi guru yang baik?
6.      Apa harapan Bapak untuk generasi Buddhis khususnya di daerah Banten?


Lampiran 3. Analisis Data Hasil Wawancara
Analisis Data Hasil Wawancara
A.    Hasil Wawancara:
1.      Jenis metode yang digunakan beragam, tergantung dari materi yang akan disampaikan. Hari ini karena materinya berkaitan dengan meditasi dan ariya puggala maka mereka melakukan praktik meditasi secara langsung. Apabila menjelaskan materi tersebut hanya dengan materi maka mereka tidak bisa menyerap materi dengan baik.
2.      Sama halnya dengan jenis metode, media pembelajaran yang dipakai juga tergantung materi. Terkadang menggunakan media power point, gambar dan juga video. Tidak harus selalu menggunakan power point dalam setiap pembelajaran agar peserta didik tidak monoton.
3.      Untuk menghadapi peserta didik yang ribut, kita ikuti dulu mau dia apa. Seperti yang saya lakukan tadi, kita selingi humor agar peserta didik tidak bosan. Lalu ketika sudah membaik, baru kita hubungkan ke materi. Bisa juga dilakukan apersepsi dengan bertanya sehingga memancing dia untuk berpikir.
4.      Kegiatan lain yang biasa dilaksanakan ada Dhammaclass wajib setiap hari Sabtu. Diadakan kunjungan ke panti tuna grahita, mengikuti Hari Penghayatan Dhamma di Lembang, dan juga program pelatihan diri pabajja. Setiap hari Raya dirayakan secara bersama-sama oleh seluruh Yayasan Dharma Widya di lapangan.
5.      Untuk menjadi guru yang baik, yang pertama harus menguasai materi. Kemudian jangan sampai anak bosan dengan proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan harus beragam. Kalian bisa menyampaikan materi yang diselingi permainan atau lagu.
6.      Sebenarnya harapan saya sejak dulu, generasi buddhis apalagi kalian sebagai mahasiswa bisa mengadakan prosesi Waisak bersama se-Banten. Semoga suatu saat bisa terwujud.
B.     Kesimpulan Hasil Wawancara
 Di dalam proses pembelajaran, metode maupun media pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Metode dan medianya pun harus beragam agar peserta didik tidak merasa bosan. Selain itu, untuk menunjang pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dilakukan berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut berupa dhammaclass wajib, kunjungan ke panti, hari penghayatan dhamma,dan lainya.
Lampiran 4. Dokumentasi
1.      Objek Pengamatan di Kelas
No.
Objek Pengamatan
Keterangan
1
Guru
Guru Pendidikan Agama Buddha sekaligus Kepala Sekolah SMK Dharma Widya.
2
Peserta Didik
Peserta didik dari kelas XII Akuntansi I
3
Aktivitas Pembelajaran
Siswa secara aktif bertanya kepada guru ketika proses pembelajaran berlangsung.
2.     Sarana dan Prasarana
No.
Fasilitas Sekolah
Ada
Tidak Ada
Keterangan
1
Ruang Kelas


2
Ruang Perpustakaan


3
Ruang Komputer


4
Ruang Praktik Dhamma


5
Lapangan Olahraga


6
Altar

Di setiap kelas
7
Mading


8
Kuti


9
Asrama


LAMPIRAN
FOTO PROSES PEMBELAJARAN SMK DHARMA WIDYA

 

















Foto bersama Guru Pendidikan Agama Buddha sekaligus yang menjabat sebagai Kepala Sekolah SMK Dharma Widya dan murid-murid kelas XII Akuntansi I.

 

















Foto bersama Bapak Widi selaku Guru Pendidikan Agama Buddha sekaligus yang menjabat sebagai Kepala Sekolah SMK Dharma Widya

















Guru membuka pelajaran dengan membacakan Pubbabhaganamakara dan mengucapkan salam.

















Melakukan Namakara Patha bersama-sama sebelum memulai pelajaran.

















Guru mempraktikkan langkah-langkah dalam meditasi duduk yang baik dan benar. Kemudian melakukan meditasi kewaspadaan akan napas.


















Guru melakukan apersepsi dan memberi penguatan kepada peserta didik untuk mengingat materi pelajaran yang lalu.

 

















Guru menyampaikan materi mengenai Ariya Puggala.

 

















Praktik meditasi berbaring.

















Guru membimbing peserta didik dalam melakukan praktik meditasi berbaring.


















Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok yaitu Sotapanna, Sakadagami, Anagami, dan Arahat. Kemudian melakukan permainan untuk melatih konsentrasi pada peserta didik.

 

















Kelompok yang kurang konsentrasi diberi sanksi menghibur teman yang lainnya dengan bernyanyi dan melakukan gerakan.

















Para observer melakukan wawancara untuk menambah informasi mengenai proses pembelajaran.