LAPORAN
OBSERVASI
PROSES PEMBELAJARAN
SMK
DHARMA WIDYA
![Description: logo sriwijaya.png](file:///C:/Users/User/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.png)
OLEH:
DWI WAHYUNINGSIH
NIM 0250113010524
JURUSAN DHARMACARYA
SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA
TANGERANG BANTEN
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap calon guru
tentunya harus memiliki bekal untuk mengajar di sekolah. Guru yang baik mampu
memahami karakteristik peserta didik yang beragam serta memiliki kualifikasi
akademik dan kompetensi. Sebagai calon guru agama Buddha, aspek afektif menjadi
aspek yang paling penting. Hal tersebut karena bukan hanya materi, melainkan
perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik menjadi faktor utama.
Guru Pendidikan Agama Buddha (PAB) yang
kompeten dapat dilihat melalui cara mengelola kelas, perilaku yang beretika,
mampu bersosialisasi dan menguasai ilmu pendidikan agama Buddha. Oleh karena
itu, untuk mengetahui cara menjadi guru PAB yang kompeten di bidangnya maka
dilakukan observasi langsung. Observasi langsung merupakan kegiatan yang dapat
memberi pengalaman lapangan tentang bagaimana cara guru PAB mengajar di kelas.
Saya selaku mahasiswa jurusan Dharmacarya prodi PAB di STAB Negeri Sriwijaya
Tangerang Banten melakukan observasi di SMK Dharma Widya guna memenuhi tugas
Etika Profesi Guru dalam bentuk laporan
observasi. Laporan hasil observasi ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai cara mengajar dan
menjadi guru yang baik.
2.
Rumusan
Masalah
a. Bagaimana proses pembelajaran PAB di SMK
Dharma Widya?
b. Apakah metode pembelajaran yang paling efektif
untuk diterapkan dalam mengajar PAB di SMK Dharma Widya?
c. Bagaimana cara mengelola kelas serta menjadi
guru PAB yang baik?
3. Tujuan
Tujuan
dilakukan observasi, yaitu:
a. Mengetahui proses
pembelajaran PAB di SMK Dharma Widya
b. Mengetahui metode pembelajaran yang paling
efektif untuk diterapkan dalam mengajar PAB di SMK Dharma Widya
c. Mengetahui cara mengelola kelas serta
menjadi guru PAB yang baik
4. Manfaat
Setelah melakukan observasi di SMK
Dharma Widya diharapkan dapat memahami bagaimana cara guru mengajar yang benar
dan dapat diaplikasikan ketika menjadi guru di masa mendatang.
5. Metode
Metode yang dilakukan dalam penyusunan
observasi ini adalah observasi langsung dan wawancara.
BAB
II
HASIL
OBSERVASI
A.
Gambaran
Objek
1. Identitas
Guru (Narasumber)
Nama : Tri
Widi Pantoro
Tempat,
Tanggal Lahir : Temanggung, 12
Mei 1982
Alamat :
Bumi Puspitek Asri Sektor I Blok I No. 10
Guru
Bidang Studi : Pendidikan
Agama Buddha
Masa
Kerja : 7
tahun
2. Pelaksanaan
Observasi
Tempat : Dhammasala
Yayasan Widya Dharma
Jumlah
peserta didik : 34 orang
Tanggal : Rabu, 18
November 2015
Waktu : 13:00
WIB-15:00 WIB
B. Kegiatan Pembelajaran
Dalam kegiatan
pembelajaran di SMK Dharma Widya metode pembelajaran yang digunakan adalah
saintifik. Peserta didik mengamati, menanyakan, mengumpulkan data, menghubungkan
serta menyimpulkan materi pembelajaran. Guru menggunakan materi tersebut agar
siswa aktif dan dapat mengaplikasikan pokok bahasan yang diajarkan.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru, yaitu:
1.
Kegiatan Awal (15 Menit)
a.
Membuka Pelajaran
Guru memasuki ruangan
belajar membuka pertemuan dengan membaca Pubbabhaganamakara
dan memberikan salam lalu siswa menjawab salam dari guru. Guru melakukan
presensi dengan menanyakan siapa saja yang tidak hadir. Selanjutnya, membaca
doa Namakara Phata dan dilanjutkan
dengan meditasi dengan objek pernapasan sebelum memulai pembelajaran.
b.
Mempersiapkan Perlengkapan Belajar
Mengajar
Guru bersama peserta
didik mempersiapkan buku-buku pelajaran serta perlengkapan belajar lainnya.
Siswa yang tidak membawa buku di beri sanksi dengan melakukan namakara di depan altar.
c.
Mengkondisikan Peserta Didik
Guru mengkondisikan
peserta didik agar siap mengikuti pembelajaran. Guru memberikan perhatian
terhadap siswa yang mengantuk. Guru bertanya kepada siswa tersebut agar rasa
kantuknya hilang sehingga siap untuk belajar.
d.
Apersepsi
Setelah peserta didik
siap mengikuti pembelajaran, guru mulai memberi penguatan untuk mengingat
materi sebelumnya. Guru memberi beberapa pertanyaan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat pemahaman siswa.
2.
Kegiatan Inti (60 Menit)
Peserta didik melakukan
praktik meditasi duduk dengan langkah-langkah yang diajarkan oleh guru. Selanjutnya
peserta didik laki-laki pindah ke bagian belakang dan melakukan meditasi
berbaring dengan bimbingan guru. Kemudian membahas materi pelajaran mengenai Ariya Puggala. Guru memerintahkan
peserta didik untuk membaca buku pelajaran mengenai materi yang dibahas.
Setelah itu, buku ditutup dan guru bertanya seputar materi untuk mengetahui
seberapa dalam peserta didik dapat memahami materi. Terjadi proses tanya jawab
antara guru dengan peserta didik.
Selanjutnya, guru
membagi peserta didik atas empat kelompok Ariya
Puggala, yaitu Sotapanna, Sakadagami,
Anagami, dan Arahat. Guru memberikan permainan untuk melatih konsentrasi para
peserta didik. Bagi kelompok yang kurang konsentrasi akan dikenai sanksi.
Sanksi yang diberikan ialah bernyanyi disertai gerakan badan.
Di akhir pembelajaran
guru memberikan pertanyaan mengenai materi yang telah dibahas. Hal ini
dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik. Guru berkeliling
untuk memeriksa catatan siswa mengenai materi yang baru saja diajarkan.
3.
Menutup Pembelajaran
Guru mengingatkan garis
besar materi yang disampaikan. Kemudian menutup pembelajaran dengan membaca Namakara Patha bersama dan mengucapkan
salam.
C. Deskripsi Proses Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan, proses pembelajaran berlangsung efektif dan kondusif. Guru mampu
mengelola kelas dengan baik dan menciptakan suasana kelas yang aktif. Guru
memberi perhatian kepada peserta didik yang mengantuk ataupun merasa bosan
belajar. Guru memotivasi dengan cara memberikan humor ringan untuk mencairkan
suasana kelas. Kemudian menyisipkan permainan kedalam proses pembelajaran yang
melatih psikomotor anak. Dalam proses pembelajaran ini mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil observasi yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa proses
pembelajaran kelas XII Akuntansi I di SMK Dharma Widya berlangsung secara
efektif. Guru selalu menerapkan metode yang sesuai dengan kondisi peserta didik
sehingga mereka tidak merasa bosan. Penerapan metode yang tepat dapat membantu
guru mencapai indikator.
2.
Implikasi
Dengan adanya observasi
ini nantinya akan menjadi gambaran bagaimana cara mengajar guru Pendidikan
agama Buddha yang baik.
Lampiran
1. Pedoman Observasi
PEDOMAN
OBSERVASI
Dalam observasi yang
dilakukan adalah mengamati proses pembelajaran Pendidikan Agama Buddha di SMK
Dharma Widya, meliputi:
A. Tujuan
Untuk memperoleh informasi cara mengajar
guru di kelas.
B. Aspek yang diamati
1.
Ruang Kelas
2.
Sarana dan Prasarana Belajar
3.
Keadaan Lingkungan Sekolah
4.
Proses Kegiatan Belajar Mengajar di
Kelas
Lampiran 2. Pedoman Wawancara
PEDOMAN
WAWANCARA
A.
Tujuan
Untuk mengetahui cara mengajar Guru Pendidikan Agama Buddha di kelas.
B. Pertanyaan Panduan
Beberapa pertanyaan
yang diajukan observer kepada guru Pendidikan Agama Buddha, sebagai berikut:
1.
Bagaimana jenis metode pembelajaran yang
Bapak gunakan dalam mengajar Pendidikan Agama Buddha agar efektif?
2.
Bagaimana media pembelajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran Pendidikan
Agama Buddha?
3.
Bagaimana cara mengatasi peserta didik
yang ribut ketika pembelajaran sedang berlangsung?
4.
Apa saja kegiatan yang dilakukan untuk
menunjang Pendidikan Agama Buddha?
5.
Menurut Bapak, bagaimana tips untuk
menjadi guru yang baik?
6.
Apa harapan Bapak untuk generasi Buddhis
khususnya di daerah Banten?
Lampiran 3. Analisis Data Hasil
Wawancara
Analisis
Data Hasil Wawancara
A. Hasil Wawancara:
1.
Jenis metode yang digunakan beragam,
tergantung dari materi yang akan disampaikan. Hari ini karena materinya
berkaitan dengan meditasi dan ariya puggala maka mereka melakukan praktik
meditasi secara langsung. Apabila menjelaskan materi tersebut hanya dengan
materi maka mereka tidak bisa menyerap materi dengan baik.
2.
Sama halnya dengan jenis metode, media
pembelajaran yang dipakai juga tergantung materi. Terkadang menggunakan media
power point, gambar dan juga video. Tidak harus selalu menggunakan power point
dalam setiap pembelajaran agar peserta didik tidak monoton.
3.
Untuk menghadapi peserta didik yang
ribut, kita ikuti dulu mau dia apa. Seperti yang saya lakukan tadi, kita
selingi humor agar peserta didik tidak bosan. Lalu ketika sudah membaik, baru
kita hubungkan ke materi. Bisa juga dilakukan apersepsi dengan bertanya
sehingga memancing dia untuk berpikir.
4.
Kegiatan lain yang biasa dilaksanakan
ada Dhammaclass wajib setiap hari
Sabtu. Diadakan kunjungan ke panti tuna grahita, mengikuti Hari Penghayatan
Dhamma di Lembang, dan juga program pelatihan diri pabajja. Setiap hari Raya
dirayakan secara bersama-sama oleh seluruh Yayasan Dharma Widya di lapangan.
5.
Untuk menjadi guru yang baik, yang
pertama harus menguasai materi. Kemudian jangan sampai anak bosan dengan proses
pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan harus beragam. Kalian bisa
menyampaikan materi yang diselingi permainan atau lagu.
6.
Sebenarnya harapan saya sejak dulu,
generasi buddhis apalagi kalian sebagai mahasiswa bisa mengadakan prosesi Waisak
bersama se-Banten. Semoga suatu saat bisa terwujud.
B. Kesimpulan Hasil Wawancara
Di dalam proses pembelajaran, metode maupun
media pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan materi yang akan
disampaikan. Metode dan medianya pun harus beragam agar peserta didik tidak
merasa bosan. Selain itu, untuk menunjang pembelajaran Pendidikan Agama Buddha
dilakukan berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut berupa dhammaclass wajib,
kunjungan ke panti, hari penghayatan dhamma,dan lainya.
Lampiran 4. Dokumentasi
1. Objek Pengamatan di Kelas
No.
|
Objek
Pengamatan
|
Keterangan
|
1
|
Guru
|
Guru Pendidikan Agama Buddha sekaligus
Kepala Sekolah SMK Dharma Widya.
|
2
|
Peserta Didik
|
Peserta didik dari kelas XII Akuntansi
I
|
3
|
Aktivitas Pembelajaran
|
Siswa secara aktif bertanya kepada
guru ketika proses pembelajaran berlangsung.
|
2.
Sarana dan Prasarana
No.
|
Fasilitas
Sekolah
|
Ada
|
Tidak Ada
|
Keterangan
|
1
|
Ruang Kelas
|
√
|
||
2
|
Ruang Perpustakaan
|
√
|
||
3
|
Ruang Komputer
|
√
|
||
4
|
Ruang Praktik Dhamma
|
√
|
||
5
|
Lapangan Olahraga
|
√
|
||
6
|
Altar
|
√
|
Di setiap kelas
|
|
7
|
Mading
|
√
|
||
8
|
Kuti
|
√
|
||
9
|
Asrama
|
√
|
LAMPIRAN
FOTO
PROSES PEMBELAJARAN SMK DHARMA WIDYA
![]()
Foto
bersama Guru Pendidikan Agama Buddha sekaligus yang menjabat sebagai Kepala
Sekolah SMK Dharma Widya dan murid-murid kelas XII Akuntansi I.
|
|||
![]()
Foto
bersama Bapak Widi selaku Guru Pendidikan Agama Buddha sekaligus yang
menjabat sebagai Kepala Sekolah SMK Dharma Widya
|
|||
![]()
Guru
membuka pelajaran dengan membacakan Pubbabhaganamakara dan mengucapkan salam.
|
|||
![]()
Melakukan Namakara Patha
bersama-sama sebelum memulai pelajaran.
|
|||
![]()
Guru mempraktikkan langkah-langkah
dalam meditasi duduk yang baik dan benar. Kemudian melakukan meditasi
kewaspadaan akan napas.
|
|||
![]()
Guru melakukan apersepsi dan
memberi penguatan kepada peserta didik untuk mengingat materi pelajaran yang
lalu.
|
|||
Guru menyampaikan materi mengenai
Ariya Puggala.
|
|||
Praktik meditasi berbaring.
|
|||
![]()
Guru membimbing peserta didik dalam
melakukan praktik meditasi berbaring.
|
|||
![]()
Guru membagi peserta didik menjadi
4 kelompok yaitu Sotapanna, Sakadagami, Anagami, dan Arahat. Kemudian
melakukan permainan untuk melatih konsentrasi pada peserta didik.
|
|||
![]()
Kelompok yang kurang konsentrasi
diberi sanksi menghibur teman yang lainnya dengan bernyanyi dan melakukan
gerakan.
|
|||
![]()
Para observer melakukan wawancara
untuk menambah informasi mengenai proses pembelajaran.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar