Rabu, 07 Januari 2015

Perilaku Awal dan Karakteristik Peserta Didik serta Tujuan khusus Pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting bagi seseorang, dengan adanya pendidikan di harapkan seseorang yang tidak tahu menjadi tahu selain itu dalam dunia pendidikan perlu sekali adanya faktor yang mempengaruhi keberhasilan anak didiknya, faktor yang paling utama yakni guru. Guru adalah seseorang yang memiliki pekerjaan yang sangat mulia yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai calon gurukita hendaknya mengetahui bagaimana identifikasi serta karakteristik dari setiap peserta didik agar kita dapat mengetahui karakter apa yang dapat dijalankan dalam proses pembelajaran. Didalam makalah ini membahas mengenai karakter peserta didik, diharapkan dapat menjadi sebuah acuan sebelum kita memasuki dunia pekerjaan yakni sebagai guru.

1.2 Rumusan Masalah :


1. Apakah karakteristik peserta didik?

2. Bagaimana klasifikasi peserta didik?

3. Apa manfaat mempelajari karakter peserta didik?

4. Apakah bentuk-bentuk karakteristik peserta didik?

1.3 Tujuan Penulisan :

1. Mengetahui karakteristik peserta didik.

2. Mengetahui klasifikasi peserta didik.

3. Mengetahui manfaat mempelajari karakter peserta didik.

4. Mengetahui bentuk-bentuk karakteristik peserta didik.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perilaku Awal Peserta Didik


Kegiatan menganalisis perilaku awal peserta didik dalam pengembangan pembelajaran merupakan pendekatan yang menerima siswa apa adanya dan menyusun sistem pembelajaran atas dasar keadaan siswa tersebut. Karena itu, kegiatan menganalisis perilaku awal siswa merupakan proses untuk mengetahui perilaku yang dikuasai siswa sebelum mengikuti pembelajaran bukan menentukan perilaku prasyarat dalam rangka menyeleksi siswa sebelum mengikuti pembelajaran atau pelatihan. Konsekuensi dari digunakannya cara ini adalah: titik mulai suatu kegiatan pembelajaran tergantung kepada perilaku awal siswa.

Jadi mengidentifikasi perilaku awal siswa/peserta didik adalah bertujuan untuk menentukan garis batas antara perilaku yang tidak perlu diajarkan dan perilaku yang harus diajarkan kepada peserta didik. Perilaku yang akan diajarkan ini kemudian dirumuskan dalam bentuk tujuan instruksional khusus atau TIK.

Perilaku awal merupakan salah satu variabel dari pengajaran. Variabel ini didefenisikan sebagai aspek-aspek atau kualitas perseorangan peserta didik. Aspek ini bisa berupa bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berfikir yang telah dimiliki peserta didik.

Untuk melakukan kegiatan identifikasi perilaku awal peserta didik, maka kita harus mengetahui sumber yang dapat memberikan informasi kepada pendesain instruksional yang antara lain adalah:

1. Siswa, mahasiswa dan yang lainnya

2. orang yang mengetahui kondisi seperti guru dan atasannya.

3. Pengelola program pendidikan yang biasa mengajarkan mata pelajaran.

Berawal dari informasi-informasi tersebut, maka tingkat kemampuan populasi sasaran dalam perilaku-perilaku khusus yang diperoleh dari analisis instruksional, itu perlu diidentifikasi agar pengembangan instruksional dapat menentukan mana perilaku khusus yang sudah dikuasai peserta didik untuk diajarkan. Dengan demikian pengembangan instruksional dapat pula menentukan titik berangkat yang sesuai bagi peserta didik yaitu:

1. Aspek-aspek analisis pada kegiatan identifikasi perilaku awal dan karakteristik awal siswa.

Dalam hal ini ada empat aspek kepribadian peserta didik yang tergolong pada kegiatan identifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik yaitu:

a. Kemampuan dasar

b. Latar belakang pengalaman

c. Latar belakang sosial

d. Perbedaan individual

2. Teknik identifikasi perilaku awal siswa

Teknik untuk mengidentikasi perilaku awal siswa adalah dengan menggunakan kuesioner, interview, observasi dan tes. Subjek yang memberikan informasi diminta untuk mengidentifikasi tingkat penguasaan siswa dalam setiap perilaku khusus melalui skala penelitian (rating scales).

2.2. Karakteristik Peserta Didik

2.2.1. Pengertian Karakteristik

Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti tabiat watak, pembawaan atau kebiasaan yang dimiliki oleh individu yang relatif tetap. Kata “karakter” tersebut berasal dari bahasa Inggris Character bermakna hampir sama dengan sifat, perilaku, akhlak, watak, tabiat dan budi pekerti. Sedangkan menurut Ron Kurtus, karakter adalah satu set tingkah laku atau perilaku (behavior) dari seseorang sehingga dari perilakunya tersebut, orang akan mengenalnya “ia seperti apa”. Menurutnya karakter akan menentukan kemampuan seseorang untuk mencapai cita-citanya dengan efektif, kemampuan untuk berlaku jujur dan berterus terang kepada orang lain serta kemampuan untuk taat terhadap tata tertib dan aturan yang ada.

Peserta didik atau siswa adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan pendidikan. Peserta didik merupakan unsur penting dalam kegiatan interaksi edukatif karena sebagai pokok persoalan dalam semua aktifitas pembelajaran.

Jika dikaitkan pengertian karakteristik dengan pengertian peserta didik maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik peserta didik adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir dan kemampuan awal yang dimiliki atau dapat juga disimpulkan bahwa karakteristik peserta didik adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktifitas dalam meraih cita-citanya.

Karakter seseorang peserta didik baik disengaja ataupun tidak, didapatkan dari orang lain yang sering berada di dekatnya atau yang sering mempengaruhinya, kemudian ia meniru untuk melakukannya. Oleh karena itu, seorang anak yang polos sering sekali akan mengikuti tingkah laku orang tuanya atau teman mainnya, bahkan pengasuhnya. Seorang psikolog berpendapat bahwa karakteristik berbeda dengan kepribadian, karena kepribadian merupakan sifat yang dibawa sejak lahir dengan kata lain kepribadian bersifat genetik.

Beberapa karakter yang sudah kita ketahui antara lain pemarah, pemalu, pembohong, jujur, pengiri, munafik, penolong, penyabar, religius, matrealistis, egois, dermawan, sombong, pendiam, tanggung jawab, tidak tahu malu, penurut, otoriter, pendendam, tidak tahu diri dan lain sebagainya.

Karena karakteristik terbentuk dari proses meniru yaitu melalui proses melihat, mendengar dan mengikuti, maka karakter sesungguhnya dapat diajarkan secara sengaja. Oleh karena seorang anak bisa memiliki karakter yang baik atau juga karakter buruk tergantung sumber yang ia pelajari atau sumber yang mengajarinya.

Sejak dini siswa perlu diperkenalkan dengan berbagai perilaku positif diantara perilaku yang bisa dipercaya, tanggung jawab, perhatian, tidak suka berprasangka buruk, sering berbuat baik, mampu mengendalikan diri saat marah dan kecewa, bisa bekerja sama dengan temannya, dan sebagainya. Tentunya perilaku tersebut diperkenalkan secara bertahap dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari

2.2.2 Klasifikasi Karakteristik Peserta Didik

Pernahkan kita sadari bahwa siswa yang ada didalam kelas sangat beragam. Seperti halnya saat kita menonton film, di dalamnya terdapat karakter-karakter tokoh film yang beragam, maka di dalam kelas pun terdapat karakter-karakter siswa yang mungkin jauh beragam. Jika kita menyaksikan sebuah film laskar pelangi atau novelnya maka di sana kita akan menemukan 10 karakter siswa yang berlainan. Mulai dari latar belakang sosialnya, ekonomi kemampuan inteligen, bakat, motivasi, belajar, dan lain-lain.

Ragam karakteristik ini ternyata mempengaruh bagaimana hasil implementasi desain pembelajaran. Mungkin sebagian peserta didik sudah tahu apa yang kita sampaikan, namun sebagian lain belum tahu sama sekali. Oleh karenanya, mengenal karakteristik siswa sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Mengenal karekteristik siswa tersebut misalnya dengan mengklasifikasikan karakteristik siswa yang ada dalam kelas berdasarkan:

1. Pribadi lingkungan yang terdiri dari umur, jenis kelamin, keadaan ekonomi, orang tua, kemampuan pra sekolah dan lingkungan tempat tinggal.

2. Psikis yang terdiri dari tingkat kecerdasan, perkembangan jiwa anak, modalitas belajar, motivasi, bakat, dan minat

2.2.3 Manfaat Klarifikasi Karakteristik Siswa

Dengan mengenal karakteristik siswa, maka dapat diketahui kualitas perseorangan dan menjadi petunjuk dalam mengelola strategi pembelajaran manfaat yang lain juga dapat dilihat di antaranya:

1. Guru dapat memperoleh tentang kemampuan awal siswa sebagai landasan dalam memberikan materi baru dan lanjutan.

2. Guru mengetahui tentang luas dan jenis pengalaman belajar siswa, hal ini berpengaruh terhadap daya serap siswa terhadap materi baru yang akan disampaikan.

3. Guru dapat mengetahui latar belakang siswa dan keluarga siswa. Meliputi tingkat pendidikan orang tua, sosial ekonomi, emosional dan mental sehingga guru dapat menyanjikan bahan serta metode lebih serasi dan efisien.

4. Guru dapat mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan dan aspirasi dan kebutuhan siswa.

5. Guru dapat mengetahui tingkat penguasaan yang telah diperoleh siswa sebelumnya.


2.3. Tujuan Khusus Pembelajaran ( Indikator )

2.3.1. Pengertian Indikator

Menurut Depag indikator adalah wujud dari kompetensi dasar yang lebih spesifik. Sedangkan E. Mulyasa Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau atau yang ditampilkan oleh peserta didik. Indikator juga dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan potensi daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam rapat kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat dipergunakan sebagai dasar dalam penyusunan atat penilaian.

Sedangkan menurut Darwin Syah indikator pembelajaran adalah karakteristik, cirri-ciri, tanda-tanda perbuatan atau respon yang dilakukan oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa memiliki kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu.

2.3.2 Hal yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Mengembangkan Indicator

Adapun dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Tuntuan kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam kompetensi dasar.

2. karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah.

3. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan atau daerah.

2.3.3 Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Merumuskan Indikator

Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator

2. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kerja yang digunakan dalam SK dan KD.

3. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi.

4. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran.

5. Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.

6. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator yang mencakup ranah kognitif, efektif.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Identifikasi awal peserta didik adalah sebuah cara untuk mengetahui karater dari peserta didik, sehingga dengan adanya identifikasi awal ini kita bisa menerapkan cara dalam pembelajaraan yang akan dilakukan. Selain itu pada identifikasi awal peserta didik ini bertujuan untuk menentukan garis batas antara perilaku yang tidak perlu diajarkan dan perilaku yang harus diajarkan kepada peserta didik. Karakter adalah satu set tingkah laku atau perilaku (behavior) dari seseorang sehingga dari perilakunya tersebut, orang akan mengenalnya “ia seperti apa”. Karakter akan menentukan kemampuan seseorang untuk mencapai cita-citanya dengan efektif, kemampuan untuk berlaku jujur dan berterus terang kepada orang lain serta kemampuan untuk taat terhadap tata tertib dan aturan yang ada.


DAFTAR PUSTAKA

Uno, Hamzah B. 2010. Desain Pembelajaran. Bandung: MQS PubhlishinG.

( di akses tanggal 29 Oktober 2014)

http://fikri-yogi.blogspot.com/2012/09/perilaku-awal-dan-karakteristik-peserta.html

( di akses tanggal 29 Oktober 2014 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar